Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

Cerita Pendek "Hiruk Kesibukan" | Catatan Nadia

        “Ra, aku gak suka yaa sama sikap kamu tadi. Apalagi itu di depan orang banyak, mungkin bagi sebagian orang itu hal biasa. Namun kalau boleh jujur aku tersinggung dengan sikap dan perkataan kamu tadi.” Ucap Atlas yang menatap mataku dengan tatapan tajam. Aku menghela nafas, sedikit menyesal karena mengucapkan kata-kata yang membuat Atlas tersinggung. Apalagi tadi juga ada Zikri, Rahman dan Fia di laboratorium tempat kami praktek mata kuliah Algoritma. “Seriusan aku minta maaf, aku gak bermaksud membuat kamu tersinggung. Namun, kamu tau gak rasanya udah berharap besar ke orang, tapi gak sesuai ekspektasi?” Aku balik menatap matanya tak kalah tajam. “Gak semua hal harus sesuai sama harapan dan ekspektasi kamu, Nara!” Atlas meninggikan suaranya satu oktaf. Aku tersentak, tidak percaya jika kata-kata itu keluar dari mulutnya. Aku langsung tersadarkan jika aku sudah sangat egois disini. Aku selalu memaksa Atlas untuk menjadi apa yang ada diekspektasi dan ha...

Apakah Memilih Menyerah Itu Salah | Catatan Nadia

Gambar
  Sebuah catatan perjalanan yang mengisahkan usaha anak manusia untuk menjadi yang terbaik diantara yang lainnya. Namun disepanjang perjalanan itu dia paham jika akan selalu ada manusia yang lebih baik darinya.  Dan menyerah bukanlah sesuatu tindakan yang salah. 

Puisi "Cerita Gerbong Kereta" | Catatan Nadia

Di sebuah stasiun kereta api Di mana masa tak pernah berhenti  Berjalan terus tanpa peduli apa yang terjadi Tempat di mana kenangan menggerogoti hati Dalam stasiun tua diujung kota Yang menampung beribu cerita sepanjang masa Tentang perpisahan yang tidak bisa dielakan Tentang kedatangan yang disambut kebahagian  Peluk hangat selalu menjadi tontonan Selamat datang dan sampai jumpa jadi ucapan Mengiringi langkah panjang dari sebuah perjalanan Dimana kisah baru dimulai dan kisah lama diselesaikan 

Puisi "Kesucian Hati" | Catatan Nadia

Jikalau tidak mampu menjadi bulan Yang bersinar terang di langit Tuhan Jadilah seperti lampu corong di dinding kamar Yang menerangi satu ruang dengan apinya Jikalau dunia terlalu menyakiti Menepilah sedikit, obati diri sendiri Ini bukan tentang jauh dekat sebuah perjalanan  Namun tentang kekuatan dan keberanian dalam menghadapi jalanan Jikalau tidak mampu menjadi penguasa Jadilah manusia kecil yang menenangkan  Jika tidak mampu menyelesaikan masalah Jadilah manusia yang mendinginkan isi kepala Bukan lagi tentang seberapa hebat dirimu Bukan lagi tentang seberapa banyak hartamu Melainkan tentang betapa bergunanya dirimu Serta betapa bersih nilai hatimu yang selalu kau bawa

Puisi "Jeritan Ranting kecil" | Catatan Nadia

Temaram menemani kesunyian diri Mengiringi jari mengukir aksara dari hati Menatap jalanan sepi yang menggerogoti rasa berani Bersama remang malam yang meremukan mimpi Aku hanyalah ranting di pohon besar Jatuh diterpa angin, lalu diinjak manusia Aku hanyalah ranting kecil itu Dan yang aku rasakan hanya patah Ketika manusia berlari mengejar cinta Aku hanya bisa berdiam diri di atas tanah Aku tidak bertambah jauh Meski aku ingin dekat dengan hatimu  Aku hanya bisa menyusun kata Tetapi tidak bisa untuk bersuara Apalagi menjelaskan detail ceritanya Namun aku tau, aku telah jatuh pada pesonamu

Puisi "Suara Jalanan Kota" | Catatan Nadia

Dalam remang-remang malam Ada doa yang dilantunkan Dalam kemerlap cahaya surya Ada usaha yang terus dilakukan  Panas bagaskara tak jadi halang Menapaki jalan bumi tiada henti Mencari rupiah dengan mengumpul rongsokan Diiringi pandangan jijik yang menusuk hati Botol dan kardus bekas jadi incaran Untuk ditukar dengan semua keperluan  Tak ada ikan, nasi dan garam pun dimakan Nasib badan hidup tak punya tujuan Buana penyongsong sombong Air hujan jadi pembasuh jiwa Tak ada yang lebih berkuasa Dari mereka yang punya uang Tidak ada yang lebih tabah Dari mereka yang dirampas haknya Dirahasiakan asal mula semua cerita Kepada patung bodoh yang tidak sekolah

Cerita Pendek "Terjebak Gap Year" | Catatan Nadia

"Astaga, gagal lagi gue." Alicia melempar ponsel yang berada ditangannya ke kasur. "Mohon maaf peserta dengan nama Alicia Saindra Atmajaya dinyatakan tidak lolos seleksi SBMPTN tahun 2022. Jangan menyerah dan tetap semangat." Alicia mengulangi kalimat yang baru dia baca dengan menatap nanar kearah kalender yang berada di dinding kamarnya.  Gadis itu menghempaskan tubuhnya ke kasur yang bergambar salah-satu klub sepak bola. Mata menerawang melihat langit-langit kamar. Semua harapan dan harapan setelah membaca pengumuman itu.  "Waktu Tuhan spoiler cerita hidup yang akan dijalani di dunia, gue merhatiin gak sih? sampai iya-iya aja hidup ke dunia. Kisahnya kayak tai anjing gini." Alicia menarik nafas panjang mengingat semua kehidupan yang telah dia lalui.  "Gue harus bilang apa sama mereka?" batin gadis itu.  Alicia Saindra Atmajaya seorang perempuan yang hidup dalam keluarga yang tak utuh. Ayah dan Ibunya bercerai saat Alicia berumur lima tahun. Sej...